Di dalam jaringan, Palermo terkenal dengan
nama Venus Angelic. Gadis 15 tahun ini telah mengunggah 78 tutorial seputar
trik tampil bagai boneka anime, mulai dari make up hingga nail art. Dalam
sekejap, ketenarannya sebagai Barbie hidup menyebar ke seluruh dunia global.
Belasan ribu remaja lain kepincut memiliki penampilan serupa boneka Barbie dan
menjadi penggemarnya.
Pada sebuah tayangan televisi ITV Daybreak,
Venus hadir bersama ibunya, Margaret. Setelah dipancing host bahwa penampilan
anaknya yang bak boneka hidup adalah sesuatu yang tak normal, Margaret
menjawab, "Saya akan merasa ngeri jika ia pulang dalam keadaan hamil. Saya
tidak terkejut, dia seorang yang lugu dan gadis baik-baik yang menyukai pakaian
lucu, embel-embel dan pita." Pernyataan sang ibu seperti dikutip dari
Dailymail.
Ibu asal London ini mengungkap dirinya tak
khawatir atas penampilan putrinya. "Saya baik-baik saja dengan itu,
wajahnya memang seperti boneka. Dan jika dia suka gaya seperti itu saya
menerimanya. Saya lebih khawatir bila dia pulang dalam keadaan mabuk atau
merokok."
Remaja 15 tahun ini mulai menggilai dan
terobsesi menjadi boneka anime sejak perjalanannya ke Jepang. Venus berkata, "Saya selalu seperti ini,
saya suka memakai gaun berenda dan menguncir rambut seperti ini."
Venus,yang berpakaian boneka tiap hari mengaku
hanya butuh waktu 15 menit untuk menyulap penampilannya dengan menggunakan
bedak, perona mata merah muda, maskara, lip liner dan lip gloss. Salah satu
tipsnya adalah menggunakan lensa kontak dengan dengan warna buram dan penuh
untuk mencipta kesan mata boneka.
Penampilan ala boneka menjadi tren di Asia
yang menyebar secara global. Pada awal 2010 dilaporkan terjadi peningkatan
wanita Jepang yang bercita-cita terlihat seperti boneka.
Para ahli menyatakan keprihatinan atas tren
yang mendorong seksualitas anak-anak tersebut. Dr Gray, direktur klinis di The
CBT Inggris memeringatkan, penampilan fisik sejak usia dini dapat menimbulkan
'bencana', berupa risiko gangguan kecemasan, depresi dan gangguan makan di
kemudian hari.
"Menempatkan penampilan fisik di setiap
usia berpotensi merusak harga diri dan nilai-nilai seseorang."
Dia menggambarkan, ilustrasi kecantikan ala
anime bisa menimbulkan distorsi soal seksualitas anak. "Sehingga muncul
anak tampil lebih tua dan melewati batas bagaimana seharusnya orangtua dan
masyarakat harus memperlakukan anak-anak," ujarnya.